Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk
memperoleh efek-efek tertentu,
keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis [1]. Jenis-jenis Majas Majas perbandingan Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Majas perbandingan 1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau
penggambaran. Contoh:Perjalanan hidup manusia
seperti sungai yang mengalir
menyusuri tebing-tebing, yang
kadang-kadang sulit ditebak
kedalamannya, yang rela menerima
segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu
dengan laut. 1. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena
sudah dikenal. Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat
batang hidungnya. 1. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang
dinyatakan dengan kata depan
dan penghubung, seperti
layaknya, bagaikan, " umpama",
"ibarat","bak", bagai". contoh:
Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan
Laila yang dimabuk cinta
berkorban apa saja. 2. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan
menghilangkan kata seperti
layaknya, bagaikan, dll. contoh:
Waspadalah terhadap lintah
darat 3. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk
lain yang berhubungan dengan
manusia untuk hal yang bukan
manusia. 4. Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu
indra yang dicurahkan lewat
ungkapan rasa indra lainnya. 5. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri
lain sebagai nama jenis. 6. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau
pekerjaan orang. 7. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama
untuk benda lain yang menjadi
merek, ciri khas, atau atribut. 8. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai
untuk menunjukkan hubungan
karib. 9. Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta
dengan tujuan merendahkan
diri. 10. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan
sehingga kenyataan tersebut
menjadi tidak masuk akal. 11. Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku
manusia yang diberikan kepada
sesuatu yang bukan manusia. 12. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan
benda-benda mati atau tidak
bernyawa. 13. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk
menunjukkan keseluruhan
objek. 14. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang
dimaksud hanya sebagian. 15. Eufimisme: Pengungkapan kata- kata yang dipandang tabu atau
dirasa kasar dengan kata-kata
lain yang lebih pantas atau
dianggap halus. 16. Disfemisme: Pengungkapan
pernyataan tabu atau yang
dirasa kurang pantas
sebagaimana adanya. 17. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang
dapat berpikir dan bertutur kata. 18. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau
disamarkan dalam cerita. 19. Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti
ungkapan yang lebih pendek. 20. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata. 21. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol
atau lambang untuk
menyatakan maksud. 22. Asosiasi: perbandingan terhadap
dua hal yang berbeda, namun
dinyatakan sama. Majas sindiran Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Majas sindiran 1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang
sebenarnya dan mengatakan
kebalikan dari fakta
tersebut.seperti 2. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar. 3. Sinisme: Ungkapan yang bersifat
mencemooh pikiran atau ide
bahwa kebaikan terdapat pada
manusia (lebih kasar dari ironi). 4. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi,
atau parodi, untuk mengecam
atau menertawakan gagasan,
kebiasaan, dll. 5. Innuendo: Sindiran yang bersifat
mengecilkan fakta
sesungguhnya. Majas penegasan Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Majas penegasan 1. Apofasis: Penegasan dengan
cara seolah-olah menyangkal
yang ditegaskan. 2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan
yang sudah jelas atau
menambahkan keterangan yang
sebenarnya tidak diperlukan. 3. Repetisi: Perulangan kata, frase,
dan klausa yang sama dalam
suatu kalimat. 4. Pararima: Pengulangan
konsonan awal dan akhir dalam
kata atau bagian kata yang
berlainan. 5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan. 6. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata,
frase, atau klausa yang sejajar. 7. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan
sinonimnya. 8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi
"s" untuk efek tertentu. 9. Antanaklasis : Menggunakan perulangan kata yang sama,
tetapi dengan makna yang
berlainan. 10. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari
yang sederhana/kurang penting
meningkat kepada hal yang
kompleks/lebih penting. 11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran
atau hal secara berturut-turut
dari yang kompleks/lebih
penting menurun kepada hal
yang sederhana/kurang
penting. 12. Inversi: Menyebutkan terlebih
dahulu predikat dalam suatu
kalimat sebelum subjeknya. 13. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah
terkandung di dalam pertanyaan
tersebut. 14. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang
dalam susunan normal unsur
tersebut seharusnya ada. 15. Koreksio: Ungkapan dengan
menyebutkan hal-hal yang
dianggap keliru atau kurang
tepat, kemudian disebutkan
maksud yang sesungguhnya. 16. Polisindenton: Pengungkapan
suatu kalimat atau wacana,
dihubungkan dengan kata
penghubung. 17. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata
penghubung. 18. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan
tambahan di antara unsur-unsur
kalimat. 19. Ekskalamasio: Ungkapan
dengan menggunakan kata-
kata seru. 20. Enumerasio: Ungkapan
penegasan berupa penguraian
bagian demi bagian suatu
keseluruhan. 21. Preterito: Ungkapan penegasan
dengan cara menyembunyikan
maksud yang sebenarnya. 22. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan. 23. Kolokasi: Asosiasi tetap antara
suatu kata dengan kata lain
yang berdampingan dalam
kalimat. 24. Silepsis: Penggunaan satu kata
yang mempunyai lebih dari satu
makna dan yang berfungsi
dalam lebih dari satu konstruksi
sintaksis. 25. Zeugma: Silepsi dengan
menggunakan kata yang tidak
logis dan tidak gramatis untuk
konstruksi sintaksis yang kedua,
sehingga menjadi kalimat yang
rancu. Majas pertentangan Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Majas pertentangan 1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal
yang seolah-olah bertentangan,
namun sebenarnya keduanya
benar. 2. Oksimoron: Paradoks dalam satu frase. 3. Antitesis: Pengungkapan
dengan menggunakan kata-
kata yang berlawanan arti satu
dengan yang lainnya. 4. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat
menyangkal yang telah
disebutkan pada bagian
sebelumnya. 5. Anakronisme: Ungkapan yang
mengandung ketidaksesuaian
dengan antara peristiwa dengan
waktunya.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi
Zaman Batu
Zaman Batu Tua
- Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
- Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis)
Zaman Batu Tengah
- a. Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
- b. Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.
- c. Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)
- c. Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.
- d. Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
- e. Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.
- a. Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)
- b. Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
- c. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)
Zaman Batu Muda
- Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,
- Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,
- Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,
- Pakaian dari kulit kayu
- Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)
Zaman Batu Besar
Zaman Logam
- Zaman Perunggu
- Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan)ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
- Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
- a. Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian
- b. Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
- c. Benjana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
- d. Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)
- Zaman Besi
- Pada zaman ini orang sudah dapat meleburbesi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
- Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
- a. Mata Kapak bertungkai kayu
- b. Mata Pisau
- c. Mata Sabit
- d. Mata Pedang
- e. Cangkul
- Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)
RATU SATU , SATU RATU
Belajar untuk belajar
Langkah-langkah belajar efektif adalah mengetahui- diri sendiri
- kemampuan belajar anda
- proces yang berhasil anda gunakan, dan dibutuhkan
- minat, dan pengetahuan atas mata pelajaran anda inginkan
Empat langkah untuk belajar.
Mulai dengan cetak halaman ini dan jawab pertanyan-pertanyaannya. Lalu rencanakan strategi anda dari jawaban-jawabanmu, dan dengan "Pedoman Belajar" yang lain.
Mulai dengan masa lalu | Apakah pengalaman anda tentang cara belajar? Apakah anda
Bagaimana anda berkomunikasi dengan apa yang anda ketahui belajar paling baik? Melalui ujian tertulis, naskah, atau wawancara? |
Teruskanke masa sekarang | Berminatkah anda? Berapa banyak waktu saya ingin gunakan untuk belajar? Apa yang bersaing dengan perhatian saya? Apakah keadaannya benar untuk meraih sukses? Apa yang bisa saya kontrol, dan apa yang di luar kontrol saya? Bisakah saya merubah kondisi ini menjadi sukses? Apa yang mempengaruhi pembaktian anda terhadap pelajaran ini? Apakah saya punya rencana? Apakah rencanaku mempertimbangkan pengalaman dan gaya belajar anda? |
Pertimbangkan proses, persoalan utama | Apa judulnya? Apa kunci kata yang menyolok? Apakah saya mengerti? Apakah yang telah saya ketahui? Apakah saya mengetahui pelajaran sejenis lainnya? Sumber-sumber dan informasi yang mana bisa membantu saya? Apakah saya mengandalkan satu sumber saja (contoh, buku)? Apakah saya perlu mencari sumber-sumber yang lain? Sewaktu saya belajar, apakah saya tanya diri sendiri jika saya mengerti? Sebaiknya saya mempercepat atau memperlambat? Jika saya tidak mengerti, apakah saya tanya kenapa? Apakah saya berhenti dan meringkas? Apakah saya berhenti dan bertanya jika ini logis? Apakah saya berhenti dan mengevaluasi (setuju/tidak setuju)? Apakah saya membutuhkan waktu untuk berpikir dan kembali lagi? Apakah saya perlu mendiskusi dengan "pelajar-pelajar" lain untuk proces informasin lebih lanjut? Apakah saya perlu mencari "para ahli", guruku atau pustakawan atau ahliawan? |
Buat review | Apakah kerjaan saya benar? Apakah bisa saya kerjakan lebih baik? Apakah rencana saya serupa dengan "diri sendiri"?Apakah saya memilih kondisi yang benar? Apakah saya meneruskannya; apakah saya disipline pada diri sendiri? Apakah anda sukses? Apakah anda merayakan kesuksesan anda? |
Bazar di SMAN 1 Majalengka pada tangal 3,4,5 belangsung dengan sangat meriah . Yang di banjiri dengan pengunjung yang sangat antusias merayakan universary smansa yng ke 50 .setiap kelas membangun standnya masing masing . Setiap stand menjajah kan berbagai kuliner sesuai tema yang telah di tentukan panitia .
Pada hari pertama pengunjung cukup membludak derngan para siswa siswi dari luar sekolah . keadan lingkungan bazarpun terlihat ricuh dengan para publiser yang mengajak dan menawarkan menu makanan yang tersedia d standnya masing masing . Pada sore hari pengunjung oun semakin ramai dengan ditambahnya gemrang gemrengan suara drum dari beberapa band yang menghibur setiap pengunjung . dan para malam hari pun sangat meriah dengan bibtang tamu dari band babd indi yang di sertai jingkrakan jingkrakan pengunjung .
Begitupun dengan hari k 2 yang di iringi dengan musik DJ yang memangil jiwa untuk berjingkrak .
Pada hari ke 3 atau terahir , pengunjung tambah membludak .
Bazar
Belajarlah untuk Mengatur waktu lebih Effectif
Tanyakan pada diri Anda “Bagaimana saya menghabiskan waktu saya?”. Ikuti langkah-langkah untuk belajar mengatur waktu Anda lebih efektif.
- Menggunakan selembar kertas, dan buat daftar tugas Anda.
- Memperkirakan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas.
- Hilangkan tugas-tugas yang tidak perlu dari daftar Anda. Apakah Anda melakukan tugas-tugas ini karena Anda suka atau karena Anda merasa Anda harus? Beritahu orang lain jika perlu, menjelaskan bahwa saat ini Anda terlalu kewalahan, butuh pertolongan. Dengan Anda sudah membebaskan sejumlah besar waktu.
- Delegasikan beberapa tugas kepada orang lain. Apakah ada tugas pasangan Anda, anak-anak, atau rekan kerja yang bisa mengerjakannya? Berilah tanda cek di sebelah tugas yang akan Anda delegasikan, atau menyampaikan langsung kepada orang lain. Tulis nama mereka di samping setiap tugas yang Anda delegasikan.
- Prioritaskan tugas-tugas Anda dengan penomoran mereka dalam urutan terpenting. Jika Anda mengalami kesulitan menentukan apa yang paling penting, tanyakan pada diri Anda, apa yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar saya? Apa yang diperlukan untuk menjadi sukses di tempat kerja? Apakah saya memiliki tenggat waktu? Jika demikian, menentukan prioritas menjadi lebih mudah.
Untuk membuat sebuah rencana aksi:
- Menentukan ukuran sukses untuk setiap tugas.
- Selanjutnya, daftar setiap langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
- Menetapkan cara terbaik untuk menyelesaikan tugas. Pertimbangkan bereksperimen dengan metode yang berbeda dan meminta nasihat orang lain.
- Untuk menghemat waktu, cari cara untuk kerja multi-tugas, atau melakukan lebih dari satu hal sekaligus.
- Mengumpulkan orang-orang dan sumber daya yang Anda butuhkan untuk membuat rencana kerja Anda.