RSS Feed

Jenis-jenis Majas

Posted by Yona-Fitriyani Label:

Majas atau gaya bahasa adalah pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian ragam tertentu untuk
memperoleh efek-efek tertentu,
keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis [1]. Jenis-jenis Majas Majas perbandingan Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Majas perbandingan 1. Alegori: Menyatakan dengan cara lain, melalui kiasan atau
penggambaran. Contoh:Perjalanan hidup manusia
seperti sungai yang mengalir
menyusuri tebing-tebing, yang
kadang-kadang sulit ditebak
kedalamannya, yang rela menerima
segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika bertemu
dengan laut. 1. Alusio: Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena
sudah dikenal. Contoh: Sudah dua hari ia tidak terlihat
batang hidungnya. 1. Simile: Pengungkapan dengan perbandingan eksplisit yang
dinyatakan dengan kata depan
dan penghubung, seperti
layaknya, bagaikan, " umpama",
"ibarat","bak", bagai". contoh:
Kau umpama air aku bagai minyaknya, bagaikan Qais dan
Laila yang dimabuk cinta
berkorban apa saja. 2. Metafora: Pengungkapan berupa perbandingan analogis dengan
menghilangkan kata seperti
layaknya, bagaikan, dll. contoh:
Waspadalah terhadap lintah
darat 3. Antropomorfisme: Metafora yang menggunakan kata atau bentuk
lain yang berhubungan dengan
manusia untuk hal yang bukan
manusia. 4. Sinestesia: Majas yang berupa suatu ungkapan rasa dari suatu
indra yang dicurahkan lewat
ungkapan rasa indra lainnya. 5. Antonomasia: Penggunaan sifat sebagai nama diri atau nama diri
lain sebagai nama jenis. 6. Aptronim: Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau
pekerjaan orang. 7. Metonimia: Pengungkapan berupa penggunaan nama
untuk benda lain yang menjadi
merek, ciri khas, atau atribut. 8. Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai
untuk menunjukkan hubungan
karib. 9. Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu fakta
dengan tujuan merendahkan
diri. 10. Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-lebihkan kenyataan
sehingga kenyataan tersebut
menjadi tidak masuk akal. 11. Personifikasi: Pengungkapan dengan menggunakan perilaku
manusia yang diberikan kepada
sesuatu yang bukan manusia. 12. Depersonifikasi: Pengungkapan dengan tidak menjadikan
benda-benda mati atau tidak
bernyawa. 13. Pars pro toto: Pengungkapan sebagian dari objek untuk
menunjukkan keseluruhan
objek. 14. Totum pro parte: Pengungkapan keseluruhan objek padahal yang
dimaksud hanya sebagian. 15. Eufimisme: Pengungkapan kata- kata yang dipandang tabu atau
dirasa kasar dengan kata-kata
lain yang lebih pantas atau
dianggap halus. 16. Disfemisme: Pengungkapan
pernyataan tabu atau yang
dirasa kurang pantas
sebagaimana adanya. 17. Fabel: Menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang
dapat berpikir dan bertutur kata. 18. Parabel: Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau
disamarkan dalam cerita. 19. Perifrase: Ungkapan yang panjang sebagai pengganti
ungkapan yang lebih pendek. 20. Eponim: Menjadikan nama orang sebagai tempat atau pranata. 21. Simbolik: Melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol
atau lambang untuk
menyatakan maksud. 22. Asosiasi: perbandingan terhadap
dua hal yang berbeda, namun
dinyatakan sama. Majas sindiran Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Majas sindiran 1. Ironi: Sindiran dengan menyembunyikan fakta yang
sebenarnya dan mengatakan
kebalikan dari fakta
tersebut.seperti 2. Sarkasme: Sindiran langsung dan kasar. 3. Sinisme: Ungkapan yang bersifat
mencemooh pikiran atau ide
bahwa kebaikan terdapat pada
manusia (lebih kasar dari ironi). 4. Satire: Ungkapan yang menggunakan sarkasme, ironi,
atau parodi, untuk mengecam
atau menertawakan gagasan,
kebiasaan, dll. 5. Innuendo: Sindiran yang bersifat
mengecilkan fakta
sesungguhnya. Majas penegasan Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Majas penegasan 1. Apofasis: Penegasan dengan
cara seolah-olah menyangkal
yang ditegaskan. 2. Pleonasme: Menambahkan keterangan pada pernyataan
yang sudah jelas atau
menambahkan keterangan yang
sebenarnya tidak diperlukan. 3. Repetisi: Perulangan kata, frase,
dan klausa yang sama dalam
suatu kalimat. 4. Pararima: Pengulangan
konsonan awal dan akhir dalam
kata atau bagian kata yang
berlainan. 5. Aliterasi: Repetisi konsonan pada awal kata secara berurutan. 6. Paralelisme: Pengungkapan dengan menggunakan kata,
frase, atau klausa yang sejajar. 7. Tautologi: Pengulangan kata dengan menggunakan
sinonimnya. 8. Sigmatisme: Pengulangan bunyi
"s" untuk efek tertentu. 9. Antanaklasis : Menggunakan perulangan kata yang sama,
tetapi dengan makna yang
berlainan. 10. Klimaks: Pemaparan pikiran atau hal secara berturut-turut dari
yang sederhana/kurang penting
meningkat kepada hal yang
kompleks/lebih penting. 11. Antiklimaks: Pemaparan pikiran
atau hal secara berturut-turut
dari yang kompleks/lebih
penting menurun kepada hal
yang sederhana/kurang
penting. 12. Inversi: Menyebutkan terlebih
dahulu predikat dalam suatu
kalimat sebelum subjeknya. 13. Retoris: Ungkapan pertanyaan yang jawabannya telah
terkandung di dalam pertanyaan
tersebut. 14. Elipsis: Penghilangan satu atau beberapa unsur kalimat, yang
dalam susunan normal unsur
tersebut seharusnya ada. 15. Koreksio: Ungkapan dengan
menyebutkan hal-hal yang
dianggap keliru atau kurang
tepat, kemudian disebutkan
maksud yang sesungguhnya. 16. Polisindenton: Pengungkapan
suatu kalimat atau wacana,
dihubungkan dengan kata
penghubung. 17. Asindeton: Pengungkapan suatu kalimat atau wacana tanpa kata
penghubung. 18. Interupsi: Ungkapan berupa penyisipan keterangan
tambahan di antara unsur-unsur
kalimat. 19. Ekskalamasio: Ungkapan
dengan menggunakan kata-
kata seru. 20. Enumerasio: Ungkapan
penegasan berupa penguraian
bagian demi bagian suatu
keseluruhan. 21. Preterito: Ungkapan penegasan
dengan cara menyembunyikan
maksud yang sebenarnya. 22. Alonim: Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan. 23. Kolokasi: Asosiasi tetap antara
suatu kata dengan kata lain
yang berdampingan dalam
kalimat. 24. Silepsis: Penggunaan satu kata
yang mempunyai lebih dari satu
makna dan yang berfungsi
dalam lebih dari satu konstruksi
sintaksis. 25. Zeugma: Silepsi dengan
menggunakan kata yang tidak
logis dan tidak gramatis untuk
konstruksi sintaksis yang kedua,
sehingga menjadi kalimat yang
rancu. Majas pertentangan Artikel utama untuk bagian ini adalah:
Majas pertentangan 1. Paradoks: Pengungkapan dengan menyatakan dua hal
yang seolah-olah bertentangan,
namun sebenarnya keduanya
benar. 2. Oksimoron: Paradoks dalam satu frase. 3. Antitesis: Pengungkapan
dengan menggunakan kata-
kata yang berlawanan arti satu
dengan yang lainnya. 4. Kontradiksi interminus: Pernyataan yang bersifat
menyangkal yang telah
disebutkan pada bagian
sebelumnya. 5. Anakronisme: Ungkapan yang
mengandung ketidaksesuaian
dengan antara peristiwa dengan
waktunya.

Pembentukan Jagat Raya

Posted by Yona-Fitriyani Label:

Bumalah planet tempat tinggal seluruh makhlugai tempat tinggal makhluk hidup, bumi rsusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.
Bagaimana Bumi ini terbentuk secara pasti masih merupakan perdebatan dimana banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli dengan alasan yang berbeda-beda p
k hidup beserta isinya. Sebaula. Berikut ini beberapa teori mengenai pembentukan bumi yang umum dikenal.
1. Teori Kant – Laplace
Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi. Salah satunya adalah teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.
2. Teori Planetesimal
Pada awal abad ke-20, Forest Ray Moulton, seorang ahli astronomi AmerikaT.C Chamberlain, seorang ahli geologi, mengemukakan teori Planetisimal Hypothesis, yang mengatakan matahari terdiri dari massa gas bermassa besar sekali, pada suatu saat didekati oleh sebuah bintang lain yang melintas dengan kecepatan tinggi di dekat matahari. Pada waktu bintang melintas di dekat matahari dan jarak keduanya relatif dekat, maka sebagian massa gas matahari ada yang tertarik ke luar akibat adanya gravitasi dari bintang yang melintas tersebut. Sebagian dari massa gas yang tertarik ke luar ada yang pada lintasan bintang dan sebagian lagi ada yang berputar mengelilingi matahari karena gravitasi matahari. Setelah bintang melintas berlalu, massa gas yang berputar mengelilingi matahari menjadi dingin dan terbentuklah cincin yang lama kelamaan menjadi padat dan di sebut planetisimal. Beberapa planetisimal yang terbentuk akan saling tarik – menarik bergabung menjadi satu dan pada akhirnya membentuk planet, termasuk bumi. bersama rekannya
3. Teori Bintang Kembar
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya.
4. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori ini dikemukakan oleh James Jeans dan Harold Jeffreys pada tahun 1918, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-gunung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari dan merentang ke arah bintang besar itu.
Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.
Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. Peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.
5. Teori Big Bang
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi
Masih banyak teori-teori yang lainnya yang dikemukakan oleh para ahli seperti:
Teori Buffon dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.
Teori Weizsaecker dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
Teroti Kuiper dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi planet – planet.
Teori Whipple oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet – planet.
Secara umum yang paling populer sampai sekarang adalah Teori Big Bang dan banyak diikuti oleh para ilmuwan walaupun terkadang masih terdapat beberapa perbedaan.
Source :

Zaman Prasejarah

Posted by Yona-Fitriyani Label:

Prasejarah atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan SEJARAH yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, naun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka bumi dimana manusia mulai hidup.
           Zaman-zaman pada masa prasejarah :

Zaman Batu

Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:
 Zaman Batu Tua
Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food gathering (mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam.
Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:
  1. Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
  2. Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis)
Alat-alat yang dihasilkan antara lain: kapak genggam/perimbas (golongan chopper/pemotong), Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa dan Flakes dari batu Chalcedon (untuk mengupas makanan)
 Zaman Batu Tengah
1. Ciri zaman Mesolithikum:
a. Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)
b. Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.
c. Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)
c. Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.
d. Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.
e. Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.
2. Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:
a. Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)
b. Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)
c. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)
3. Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua--Melanosoid
 Zaman Batu Muda
Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:
  1. Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,
  2. Kapak batu (kapak persegi berleher) dari Minahasa,
  3. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,
  4. Pakaian dari kulit kayu
  5. Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)
Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)
 Zaman Batu Besar
Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain: 1. Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang. 2. Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang 3. Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup) 4. Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat 5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup 6. Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka

 Zaman Logam

Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu . Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:
Zaman Perunggu
Pada zaman perunggu atau yang disebut juga dengan kebudayaan Dongson-Tonkin Cina (pusat kebudayaan)ini manusia purba sudah dapat mencampur tembaga dengan timah dengan perbandingan 3 : 10 sehingga diperoleh logam yang lebih keras.
Alat-alat perunggu pada zaman ini antara lain :
a. Kapak Corong (Kapak perunggu, termasuk golongan alat perkakas) ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa-Bali, Sulawesi, Kepulauan Selayar, Irian
b. Nekara Perunggu (Moko) sejenis dandang yang digunakan sebagai maskawin. Ditemukan di Sumatera, Jawa-Bali, Sumbawa, Roti, Selayar, Leti
c. Benjana Perunggu ditemukan di Madura dan Sumatera.
d. Arca Perunggu ditemukan di Bang-kinang (Riau), Lumajang (Jawa Timur) dan Bogor (Jawa Barat)
Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat meleburbesi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:
a. Mata Kapak bertungkai kayu
b. Mata Pisau
c. Mata Sabit
d. Mata Pedang
e. Cangkul
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)
Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.
Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.


Koleksi Puisi

Posted by Yona-Fitriyani Label:

KELAHIRAN
 
disudut ruang waktu .
antara hudup dan mati.
engkau tempuh.
semangat membara .

oa, oa, tangisan si kecil melengking .
perjuangan berakhir . 
tangan-tangan keluarga menyambut .
kebahagiaan tercipta .

bunda ...
asuhlah anakmu dengan cinta .
ciptakan penerus bangsa .
orang shaleh penuh wibawa .




RATU SATU , SATU RATU
(IBU)
Senyuman merah merona di bibirmu .
belaian halus penenang kalbu .
kecupan mesra penghalau rindu .
mengalir tenang darimu ibu .

kasih sayang deras mengebu .
menghantam gejolak syahdu ,
hangatlah daku selalu .

peluk pilu selalu terpaku .
menghujam hampa tersapu .
ribu jadi satu . senyum manis daku kembali tersipu .




Menanti Kesembuhan .

 aku yang terbaring .
lemah tubuhku tak berdaya .
kepala pusing . 
hati menjerit hampa .

adakah kehidupan untukku ?
atauu . . .
kau pangil aku tuk menghadap Mu .
alam kekal menanti .

Tuhann. . . penguasa alam .
akankah aku diberi waktu ?
tuk pasrah bersujud dan bersukur .
tersenyum menatap pagi .
jalan panjang menanti .
 

Belajar Untuk Belajar

Posted by Yona-Fitriyani Label:

Belajar untuk belajar

Langkah-langkah belajar efektif adalah mengetahui
  • diri sendiri
  • kemampuan belajar anda
  • proces yang berhasil anda gunakan, dan dibutuhkan
  • minat, dan pengetahuan atas mata pelajaran anda inginkan
Anda mungkin belajar fisika dengan mudah tetapi tidak bisa belajar tenis, atau sebaliknya. Belajar apapun, adalah proces untuk mencapai tahap-tahap tertentu.
Empat langkah untuk belajar.
Mulai dengan cetak halaman ini dan jawab pertanyan-pertanyaannya. Lalu rencanakan strategi anda dari jawaban-jawabanmu, dan dengan "Pedoman Belajar" yang lain.
Mulai dengan masa lalu Apakah pengalaman anda tentang cara belajar? Apakah anda
  • senang membaca? memecahkan masalah? menghafalkan? bercerita? menterjemah? berpidato?
  • mengetahui cara menringkas?
  • tanya dirimu sendiri tentang apa yang kamu pelajari?
  • meninjau kembali?
  • punya akses ke informasi dari banyak sumber?
  • menyukai ketenangan atau kelompok belajar?
  • memerlukan beberapa waktu belajar singkat atau satu yang panjang?
Apa kebiasaan belajar anda? Bagaimana tersusunnya? Yang mana terbaik? terburuk?
Bagaimana anda berkomunikasi dengan apa yang anda ketahui belajar paling baik? Melalui ujian tertulis, naskah, atau wawancara?
Teruskanke masa sekarang Berminatkah anda?
Berapa banyak waktu saya ingin gunakan untuk belajar?
Apa yang bersaing dengan perhatian saya? Apakah keadaannya benar untuk meraih sukses?
Apa yang bisa saya kontrol, dan apa yang di luar kontrol saya?
Bisakah saya merubah kondisi ini menjadi sukses?
Apa yang mempengaruhi pembaktian anda terhadap pelajaran ini?
Apakah saya punya rencana? Apakah rencanaku mempertimbangkan pengalaman dan gaya belajar anda?
Pertimbangkan
proses,
persoalan utama
Apa judulnya?
Apa kunci kata yang menyolok?
Apakah saya mengerti? Apakah yang telah saya ketahui?
Apakah saya mengetahui pelajaran sejenis lainnya?
Sumber-sumber dan informasi yang mana bisa membantu saya?
Apakah saya mengandalkan satu sumber saja (contoh, buku)?
Apakah saya perlu mencari sumber-sumber yang lain?
Sewaktu saya belajar, apakah saya tanya diri sendiri jika saya mengerti?
Sebaiknya saya mempercepat atau memperlambat?
Jika saya tidak mengerti, apakah saya tanya kenapa?
Apakah saya berhenti dan meringkas?
Apakah saya berhenti dan bertanya jika ini logis?
Apakah saya berhenti dan mengevaluasi (setuju/tidak setuju)?
Apakah saya membutuhkan waktu untuk berpikir dan kembali lagi?
Apakah saya perlu mendiskusi dengan "pelajar-pelajar" lain untuk proces informasin lebih lanjut?
Apakah saya perlu mencari "para ahli", guruku atau pustakawan atau ahliawan?
Buat
review
Apakah kerjaan saya benar?
Apakah bisa saya kerjakan lebih baik?
Apakah rencana saya serupa dengan "diri sendiri"?Apakah saya memilih kondisi yang benar?
Apakah saya meneruskannya; apakah saya disipline pada diri sendiri?
Apakah anda sukses?
Apakah anda merayakan kesuksesan anda?

Posted by Yona-Fitriyani Label:

Bazar di SMAN 1 Majalengka pada tangal 3,4,5 belangsung dengan sangat meriah . Yang di banjiri dengan pengunjung yang sangat antusias merayakan universary smansa yng ke 50 .setiap kelas membangun standnya masing masing . Setiap stand menjajah kan berbagai kuliner sesuai tema yang telah di tentukan panitia .
Pada hari pertama pengunjung cukup membludak derngan para siswa siswi  dari luar sekolah . keadan lingkungan bazarpun terlihat ricuh dengan para publiser yang mengajak dan menawarkan menu makanan yang tersedia d standnya masing masing . Pada sore hari pengunjung oun semakin ramai dengan ditambahnya gemrang gemrengan suara drum dari beberapa band yang menghibur setiap pengunjung . dan para malam hari pun sangat meriah dengan bibtang tamu dari band babd indi yang di sertai jingkrakan jingkrakan pengunjung . 
     Begitupun dengan hari k 2 yang di iringi dengan musik DJ yang memangil jiwa untuk berjingkrak .
     Pada hari ke 3 atau terahir , pengunjung tambah membludak .

Istilah Bazar

Posted by Yona-Fitriyani Label:

Bazar

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sebuah bazar di Delhi, India.
Bazar (bahasa Farsi: بازار, bahasa Turki: pazar, bahasa Hindi: बाज़ार, bahasa Yunani: παζάρι (pazari), Yunani Cypriot: pantopoula[1]) adalah sebuah wilayah berdagang permanen, pasar, atau jalan di mana toko-toko barang dan jasa dipertukarkan atau dijual. Kata ini berasal dari bahasa Persia, bāzār, etimologi yang akan kembali ke kata Persia Tengah baha-char (بهاچار), yang berarti "tempat harga".[2] Meskipun arti kata saat ini diyakini berasal di Persia, penggunaannya telah menyebar dan sekarang telah diterima ke dalam bahasa setempat di negara-negara di seluruh dunia.[3] Di Amerika Utara, istilah ini dapat digunakan sebagai sinonim untuk "penjualan barang-barang bekas", untuk menggambarkan acara penggalangan dana amal yang diselenggarakan oleh gereja atau organisasi masyarakat lainnya, yang disumbangkan, barang bekas, seperti buku, pakaian, dan barang-barang rumah tangga yang dijual dengan harga yang rendah, atau lain barang mungkin baru dan buatan tangan, pada bazar gereja Natal. Bazar ini telah menjadi subjek banyak buku, termasuk: The Persian Bazaar: Veiled Space of Desire (Mage Publications) oleh Mehdi Khansari dan The Morphology of the Persian Bazaar (Agah Publications) oleh Azita Rajabi.


Tips Memanage Waktu

Posted by Yona-Fitriyani Label:

Apakah Anda merasa seperti Anda tidak pernah punya cukup waktu dalam satu hari? Apakah Anda tertinggal dalam tugas pekerjaan dan tugas-tugas sampai Anda merasa cemas dan kewalahan? Jika demikian, Anda perlu belajar bagaimana mengatur waktu Anda lebih efektif. Orang-orang yang sukses baik dalam pekerjaan maupun di rumah mengelola waktu mereka dengan baik. Salah satu langkah pertama menuju sukses manajemen waktu adalah untuk mulai mengidentifikasi bagaimana Anda menghabiskan waktu Anda.

Belajarlah untuk Mengatur waktu lebih Effectif
Tanyakan pada diri Anda “Bagaimana saya menghabiskan waktu saya?”. Ikuti langkah-langkah untuk belajar mengatur waktu Anda lebih efektif.
  1. Menggunakan selembar kertas, dan buat daftar tugas Anda.
  2. Memperkirakan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap tugas.
  3. Hilangkan tugas-tugas yang tidak perlu dari daftar Anda. Apakah Anda melakukan tugas-tugas ini karena Anda suka atau karena Anda merasa Anda harus? Beritahu orang lain jika perlu, menjelaskan bahwa saat ini Anda terlalu kewalahan, butuh pertolongan. Dengan Anda sudah membebaskan sejumlah besar waktu.
  4. Delegasikan beberapa tugas kepada orang lain. Apakah ada tugas pasangan Anda, anak-anak, atau rekan kerja yang bisa mengerjakannya? Berilah tanda cek di sebelah tugas yang akan Anda delegasikan, atau menyampaikan langsung kepada orang lain. Tulis nama mereka di samping setiap tugas yang Anda delegasikan.
  5. Prioritaskan tugas-tugas Anda dengan penomoran mereka dalam urutan terpenting. Jika Anda mengalami kesulitan menentukan apa yang paling penting, tanyakan pada diri Anda, apa yang perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar saya? Apa yang diperlukan untuk menjadi sukses di tempat kerja? Apakah saya memiliki tenggat waktu? Jika demikian, menentukan prioritas menjadi lebih mudah.
Membuat Sebuah Rencana Kerja
Setelah Anda membuat skala prioritas tugas-tugas Anda, buatlah rencana kerja untuk setiap tugas besar. Rencana kerja ini adalah daftar langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menyelesaikan tugas atau tujuan yang lebih besar.
Untuk membuat sebuah rencana aksi:
  1. Menentukan ukuran sukses untuk setiap tugas.
  2. Selanjutnya, daftar setiap langkah yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
  3. Menetapkan cara terbaik untuk menyelesaikan tugas. Pertimbangkan bereksperimen dengan metode yang berbeda dan meminta nasihat orang lain.
  4. Untuk menghemat waktu, cari cara untuk kerja multi-tugas, atau melakukan lebih dari satu hal sekaligus.
  5. Mengumpulkan orang-orang dan sumber daya yang Anda butuhkan untuk membuat rencana kerja Anda.
Setelah Anda membuat investasi yang signifikan tentang cara belajar untuk lebih mengatur waktu Anda. Lakukan yang terbaik untuk menindaklanjuti dengan rencana kerja Anda. Berbagi rencana dengan mentor atau supervisor Anda, revisi rencana jika perlu. Lihat ketika Anda merasa kewalahan. Dan, belajar untuk mengatakan tidak terhadap tugas-tugas baru.